Kamis, 06 Januari 2011

Kenal Organik Lebih Dekat


Pertanian organik mulai ramai dibicarakan sekitar 5-10 tahun yang lalu, pertanian organik semakin berkembang dengan meningkatnya permintaan masyarakat akan produk ini. Konsumen kelas menengah keatas merupakan target pasar dari usaha ini, alasan  mereka memilih sayuran organik adalah produk aman bagi kesehatan. Produk ini lebih sering ditemui di supermarket atau  pada agen khusus produk pertanian organik. Harganya sedikit lebih mahal dibandingkan sayuran pada umumnya.
Gaya hidup sehat dengan slogan atau kiasan kembali ke alam (back to nature), merupakan satu alasan meningkatnya permintaan pada produk pertanian organik. Tingginya permintaan ini tidak hanya pada petani sayuran organik maupun produsen pupuk dan pestisida organik, melainkan juga penjual bibit hingga pedagang eceran sayuran organik akan mengalami hal serupa.
Apalagi permintaan produk pertanian organik khususnya sayuran organik pun banyak datang dari luar negeri seperti Singapura, Malaysia, Eropa dan Amerika. Tentu hal ini membuka peluang bagi petani sayuran organik untuk melakukan ekspor ke negara-negara tersebut. Tetapi masalahnya, untuk memenuhi permintaan di dalam negeri saja petani sudah kewalahan sehingga untuk sementara orientasi pasar ekspor dilupakan.
Target pasar yang memungkinkan saat ini adalah supermarket. Namun karena permintaan supermarket biasanya sangat besar sedangkan rata-rata produksi petani organik masih terbatas, maka banyak petani ber-partner dengan supplier pertanian organik yang lebih besar. Melalui supplier ini, produk pertanian organik yang segar itu dipasok ke supermarket atau memenuhi permintaan ekspor.
Selain pasokan yang belum sepenuhnya bisa dipenuhi, harga produk pertanian organik bisa 3 kali lipat harga produk pertanian anorganik, teknik pemeliharaannya pun mudah, murah, dapat ditanam dimana saja dan siklus perputaran produksinya cepat. Pada dasarnya berbudidaya pertanian organik bisa dilakukan dimana saja asalkan tanahnya subur.

Pengertian Pertanian Organik
Pertanian organik dapat didefinisikan sebagai suatu sistem produksi pertanian yang menghindarkan atau mengesampingkan penggunaan senyawa sintetik baik untuk pupuk, zat tumbuh, maupun pestisida. Pertanian organik adalah sistem produksi pertanian yang holistik dan terpadu, dengan cara mengoptimalkan kesehatan dan produktivitas agroekosistem secara alami, sehingga menghasilkan pangan dan serat yang cukup, berkualitas, dan berkelanjutan.
Dengan demikian, pertanian organik merupakan suatu teknologi yang  pada  penerapannya  kita  menyesuaikan  dengan lingkungan, agar ekosistem tetap berjalan seperti apa adanya secara alami tanpa harus memutuskan salah satu mata rantai makhluk hidup
Lahan yang digunakan untuk produksi pertanian organik harus bebas dari bahan kimia sintetis (pupuk dan pestisida). Terdapat dua pilihan lahan: (1) lahan pertanian yang baru dibuka atau, (2) lahan pertanian intensif yang telah dikonversi menjadi lahan pertanian organik. Lama masa konversi tergantung sejarah penggunaan lahan, pupuk, pestisida, dan jenis tanaman.
Pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari bahan-bahan organik seperti pangkasan daun tanaman, kotoran ternak, sisa tanaman, dan sampah organik yang telah dikomposkan.

Kelebihan dan Kekurangan Pertanian Organik
Sistem pertanian organik mempunyai kelebihan antara lain: tidak  menggunakan  pupuk  maupun  pestisida  kimia,  sehingga tidak  menimbulkan  pencemaran lingkungan,  baik  pencemaran tanah,  air,  maupun  udara,  serta produknya tidak mengandung racun; tanaman organik mempunyai rasa yang lebih manis dibandingkan tanaman non-organik; dan harga jual produk tanaman organik lebih mahal.
Sedangkan kekurangan dari sistem pertanian organik antara lain: kebutuhan tenaga kerja lebih banyak, terutama untuk    pengendalian hama dan penyakit karena pada umumnya pengendalian hama dan penyakit masih dilakukan secara manual sehingga apabila menggunakan pestisida alami, maka perlu dibuat sendiri karena pestisida ini belum ada di pasaran; dan penampilan fisik tanaman  organik kurang  bagus (misalnya berukuran lebih kecil dan daun  berlubang-lubang) dibandingkan dengan tanaman yang dipelihara secara non-organik.


PRINSIP-PRINSIP PERTANIAN ORGANIK

Prinsip-prinsip berikut merupakan dasar bagi pertumbuhan dan perkembangan pertanian organik. Prinsip-prinsip ini berisi tentang sumbangan yang dapat diberikan pertanian organik bagi dunia, dan merupakan sebuah visi untuk meningkatkan keseluruhan aspek pertanian secara global.
Pertanian merupakan salah satu kegiatan paling mendasar bagi manusia, karena semua orang perlu makan setiap hari. Nilai-nilai sejarah, budaya dan komunitas menyatu dalam pertanian.
Prinsip-prinsip ini diterapkan dalam pertanian dengan pengertian luas, termasuk bagaimana manusia memelihara tanah, air, tanaman, dan hewan untuk menghasilkan, mempersiapkan dan menyalurkan pangan dan produk lainnya. Prinsip-prinsip tersebut menyangkut bagaimana manusia berhubungan dengan lingkungan hidup, berhubungan satu sama lain dan menentukan warisan untuk generasi mendatang.
Prinsip-prinsip tersebut mengilhami gerakan organik dengan segala keberagamannya. Prinsip-prinsip ini menjadi panduan bagi pengembangan posisi, program dan standar-standar IFOAM.
Selanjutnya, prinsip-prinsip ini diwujudkan dalam visi yang digunakan di seluruh dunia.
Prinsip Kesehatan
Pertanian organik harus melestarikan dan meningkatkan kesehatan tanah, tanaman, hewan, manusia dan bumi sebagai satu kesatuan dan tak terpisahkan.
Prinsip ini menunjukkan bahwa kesehatan tiap individu dan komunitas tak dapat dipisahkan dari kesehatan ekosistem; tanah yang sehat akan menghasilkan tanaman sehat yang dapat mendukung kesehatan hewan dan manusia.
Kesehatan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari sistem kehidupan. Hal ini tidak saja sekedar bebas dari penyakit, tetapi juga dengan memelihara kesejahteraan fisik, mental, sosial dan ekologi. Ketahanan tubuh, keceriaan dan pembaharuan diri merupakan hal mendasar untuk menuju sehat.
Peran pertanian organik baik dalam produksi, pengolahan, distribusi dan konsumsi bertujuan untuk melestarikan dan meningkatkan kesehatan ekosistem dan organisme, dari yang terkecil yang berada di dalam tanah hingga manusia.
Secara khusus, pertanian organik dimaksudkan untuk menghasilkan makanan bermutu tinggi dan bergizi yang mendukung pemeliharaan kesehatan dan kesejahteraan.
Mengingat hal tersebut, maka harus dihindari penggunaan pupuk, pestisida, obat-obatan bagi hewan dan bahan aditif makanan yang dapat berefek merugikan kesehatan.
Prinsip Ekologi
Pertanian organik harus didasarkan pada sistem dan siklus ekologi kehidupan. Bekerja, meniru dan berusaha memelihara sistem dan siklus ekologi kehidupan. Prinsip ekologi meletakkan pertanian organik dalam sistem ekologi kehidupan. Prinsip ini menyatakan bahwa produksi didasarkan pada proses dan daur ulang ekologis. Makanan dan kesejahteraan diperoleh melalui ekologi suatu lingkungan produksi yang khusus; sebagai contoh, tanaman membutuhkan tanah yang subur, hewan membutuhkan ekosistem peternakan, ikan dan organisme laut membutuhkan lingkungan perairan.
Budidaya pertanian, peternakan dan pemanenan produk liar organik haruslah sesuai dengan siklus dan keseimbangan ekologi di alam. Siklus-siklus ini bersifat universal tetapi pengoperasiannya bersifat spesifik-lokal. Pengelolaan organik harus disesuaikan dengan kondisi, ekologi, budaya dan skala lokal. Bahan-bahan asupan sebaiknya dikurangi dengan cara dipakai kembali, didaur ulang dan dengan pengelolaan bahan-bahan dan energi secara efisien guna memelihara, meningkatkan kualitas dan melindungi sumberdaya alam.
Pertanian organik dapat mencapai keseimbangan ekologis melalui pola sistem pertanian, membangun habitat, pemeliharaan keragaman genetika dan pertanian. Mereka yang menghasilkan, memproses, memasarkan atau mengkonsumsi produk-produk organik harus melindungi dan memberikan keuntungan bagi lingkungan secara umum, termasuk di dalamnya tanah, iklim, habitat, keragaman hayati, udara dan air.
Prinsip Keadilan
Pertanian organik harus membangun hubungan yang mampu menjamin keadilan terkait dengan lingkungan dan kesempatan hidup bersama.
Keadilan dicirikan dengan kesetaraan, saling menghormati, berkeadilan dan pengelolaan dunia secara bersama, baik antar manusia dan dalam hubungannya dengan makhluk hidup yang lain.
Prinsip ini menekankan bahwa mereka yang terlibat dalam pertanian organik harus membangun hubungan yang manusiawi untuk memastikan adanya keadilan bagi semua pihak di segala tingkatan; seperti petani, pekerja, pemroses, penyalur, pedagang dan konsumen.
Pertanian organik harus memberikan kualitas hidup yang baik bagi setiap orang yang terlibat, menyumbang bagi kedaulatan pangan dan pengurangan kemiskinan. Pertanian organik bertujuan untuk menghasilkan kecukupan dan ketersediaan pangan maupun produk lainnya dengan kualitas yang baik.
Prinsip keadilan juga menekankan bahwa ternak harus dipelihara dalam kondisi dan habitat yang sesuai dengan sifat-sifat fisik, alamiah dan terjamin kesejahteraannya.
Sumber daya alam dan lingkungan yang digunakan untuk produksi dan konsumsi harus dikelola dengan cara yang adil secara sosial dan ekologis, dan dipelihara untuk generasi mendatang. Keadilan memerlukan sistem produksi, distribusi dan perdagangan yang terbuka, adil, dan mempertimbangkan biaya sosial dan lingkungan yang sebenarnya.
Prinsip Perlindungan
Pertanian organik harus dikelola secara hati-hati dan bertanggung jawab untuk melindungi kesehatan dan kesejahteraan generasi sekarang dan mendatang serta lingkungan hidup.
Pertanian organik merupakan suatu sistem yang hidup dan dinamis yang menjawab tuntutan dan kondisi yang bersifat internal maupun eksternal. Para pelaku pertanian organik didorong meningkatkan efisiensi dan produktifitas, tetapi tidak boleh membahayakan kesehatan dan kesejahteraannya.
Karenanya, teknologi baru dan metode-metode yang sudah ada perlu dikaji dan ditinjau ulang. Maka, harus ada penanganan atas pemahaman ekosistem dan pertanian yang tidak utuh.
Prinsip ini menyatakan bahwa pencegahan dan tanggung jawab merupakan hal mendasar dalam pengelolaan, pengembangan dan pemilihan teknologi di pertanian organik. Ilmu pengetahuan diperlukan untuk menjamin bahwa pertanian organik bersifat menyehatkan, aman dan ramah lingkungan. Tetapi pengetahuan ilmiah saja tidaklah cukup.
Seiring waktu, pengalaman praktis yang dipadukan dengan kebijakan dan kearifan tradisional menjadi solusi tepat. Pertanian organik harus mampu mencegah terjadinya resiko merugikan dengan menerapkan teknologi tepat guna dan menolak teknologi yang tak dapat diramalkan akibatnya, seperti rekayasa genetika (genetic engineering). Segala keputusan harus mempertimbangkan nilai-nilai dan kebutuhan dari semua aspek yang mungkin dapat terkena dampaknya, melalui proses-proses yang transparan dan partisipatif.
Oleh karenanya, dalam menerapkan sistem pertanian organik, yang harus diperhatikan antara lain:
1.     Lahan untuk budi daya organik harus bebas cemaran bahan agrokimia dari pupuk dan estisida. Lahan dapat berupa lahan pertanian yang baru dibuka atau lahan pertanian intensif yang telah dikonversi menjadi lahan pertanian organik. Lama masa konversi bergantung pada sejarah penggunaan lahan, pupuk, pestisida, dan jenis tanaman.
2.     Menghindari benih/bibit hasil rekayasa genetic atau genetically modified organism (GMO). Sebaiknya benih berasal dari kebun pertanian organik.
3.     Menghindari penggunaan pupuk kimia sintetis dan zat pengatur tumbuh. Peningkatan kesuburan tanah dilakukan melalui penambahan pupuk organik, sisa tanaman, pupuk alam, dan rotasi dengan tanaman legum.
4.     Menghindari penggunaan pestisida kimia sintetis. Pengendalian hama, penyakit, dan gulma dilakukan dengan cara manual, biopestisida, agen hayati, dan rotasi tanaman.
5.     Menghindari penggunaan hormone tumbuh dan bahan aditif sintetis pada pakan ternak dan secara tidak langsung pada pupuk kandang.
6.     Penanganan pascapanen dan pengawetan bahan pangan menggunakan cara-cara yang alami.

PENGELOLAAN HARA DAN KESUBURAN LAHAN

Teknologi pengelolaan hara pada pertanian organik dilakukan melalui daur ulang hara tanaman secara alami untuk meningkatkan kesuburan biologis, fisik, dan kimia tanah.  Hara makro dan mikro yang terangkut panen dikembalikan dengan menambahkan pupuk organik dan sisa tanaman secara periodik ke dalam tanah, baik dalam bentuk pupuk hijau maupun kompos.
Untuk mencukupi kebutuhan hara tanaman, maka upaya peningkatan kesuburan tanah secara alami melalui daur ulang nutrisi tanaman, harus dioptimalkan dengan mengandalkan perbaikan aktivitas biologis, serta fisik dan kimia tanah dengan prinsip:
  • Mengembalikan hara atau nutrisi yang terangkut panen dengan menambahkan pupuk organik dari berbagai sumber (pangkasan tanaman, pupuk kandang), secara periodik ke dalam tanah baik dalam bentuk segar atau kompos,
  •  Mengembalikan sisa-sisa panen serta serasah ke lahan untuk mengembalikan hara terangkut tanaman,
  •  Menanam tanaman legum sebagai tanaman pagar (hedgerow) yang bermanfaat sebagai sumber pupuk organik, pakan ternak, dan di sisi lain berfungsi sebagai perangkap inang/predator,
  •  Mengintegrasikan ternak dalam kebun organik, selain kotoran yang dihasilkan digunakan sebagai pupuk, daging ternak dapat dikonsumsi sebagai produk daging organik,
  •  Menambahkan bahan amelioran alami seperti kapur dan fosfat alam, bila terjadi kahat hara Ca dan P pada tanah yang tidak dapat diatasi dengan pupuk organik (bahan-bahan amelioran yang diizinkan terdapat dalam SNI 01-6729-2002). 
  • Menyediakan air yang cukup dan bebas kontaminasi bahan agrokimia.
 Pupuk Organik
Sampai saat ini sudah banyak dikembangkan pupuk organik yang berkualitas dari hasil inovasi teknologi dengan memanfaatkan limbah yang mencemari lingkungan menjadi pupuk organik lengkap dengan unsur makro dan mikro yang langsung dapat dimanfaatkan oleh tanaman.
Hasil-hasil penelitian mengemukakan bahwa bahan/pupuk organik merupakan penyangga biologi yang mempunyai fungsi dalam memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah, sehingga tanah dapat menyediakan hara dalam jumlah berimbang.
Pupuk organik dianjurkan berasal dari bahan-bahan organik seperti kotoran ternak yang dikomposkan, serasah sisa tanaman legum, pangkasan tanaman pagar, sampah organik, dan hijauan titonia. Kotoran ternak yang digunakan tidak boleh berasal dari ternak yang dikelola dalam factory farming.
Pupuk organik berupa kombinasi pupuk kandang dan hijauan titonia dengan takaran 20 t/ha dapat memenuhi kebutuhan hara sayuran organik. Hijauan titonia sebagai sumber pupuk organik dapat direkomendasikan karena kandungan hara P dan K relatif tinggi, mudah tumbuh, dan banyak terdapat di sekitar lokasi lahan budi daya.
Tanaman legum berfungsi sebagai penyedia hara N bagi tanaman melalui pengikatan nitrogen bebas di udara oleh bakteri Rhizobium pada nodul akar tanaman.
Tanaman legum ditata sebagai tanaman pagar (hedgerow) atau tanaman penutup tanah bersama tanaman utama secara multikultur atau rotasi. Tanaman pagar atau tanaman inang juga berfungsi sebagai perangkap predator hama. 
Teknologi pertanian organik hendaknya mengintegrasikan ternak ayam, kambing atau sapi dalam kebun organik. Kotoran hewan dapat digunakan sebagai sumber pupuk organik. Bahan amelioran alami yang diperbolehkan dalam budi daya pertanian organik adalah dolomit, kapur, dan fosfat alam bila terjadi kahat hara Mg, Ca, dan P pada tanah yang tidak dapat diatasi dengan penambahan pupuk organik saja. Dapat pula dilakukan pengkayaan pupuk organik dengan beberapa bahan mineral seperti dolomit,  kapur, dan fosfat alam untuk meningkatkan jumlah dan jenis kadar hara dalam pupuk organik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Saling Menasehatilah Kalian Dalam Kebaikan
.::| Tuliskan Komentar Membangun yah |::.

Entri Populer Nih.. (^^,)