Tampilkan postingan dengan label Sirah Sahabat Rasulullah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Sirah Sahabat Rasulullah. Tampilkan semua postingan

Minggu, 20 Mei 2012

Ja’far bin Abi Thalib, Sang Pemilik Sayap

 
Beliau adalah Ja’far bin Abi Thalib –semoga Allah meridloinya- syahid pada perang mu’tah, anak paman Rasulullah saw, dan kakak kandung Ali, masuk Islam saat umur beliau masih muda dan ikut masuk Islam bersamanya pada hari itu juga istrinya Asma binti Umais, dan keduanya bertahan saat mendapatkan siksaan dan tekanan dengan gagah berani dan teguh.

Beliau sangat mirip dengan Rasulullah saw dari segi wajah dan prilakunya, dan Rasulullah saw menjulukinya dengan bapak fakir miskin, sebagaimana juga beliau dijuluki dengan pemiliki dua sayap, dimana Rasulullah saw berkata kepadanya saat kedua tangannya putus : “Sesungguhnya Allah telah menggantikannya dengan dua sayap sehingga dia bisa terbang di surga sekehendaknya”. (Al-Hakim).


Jumat, 18 Mei 2012

Ketegaran Khabbab bin Arats



Panasnya api tak membuat luluh keimanannya. Justru ia kian merasa bahagia atas luka-lukanya membela Nabi Allah. Direlakannya lehernya sebagai jaminan kebenaran dan kemuliaan risalah yang dibawa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam.


Dialah Khabbab bin Arats, seorang pandai besi yang meskipun tadinya ia seorang budak, ia bisa bergaul dengan semua kalangan. Pemuka-pemuka Quraisy pun seringkali memesan pedang kepadanya.

Jumat, 16 September 2011

Khansa', Ibunda Para Syuhada



Nama lengkapnya adalah Tamadhar binti Amru bin al-Haris bin asy-Syarid, seorang wanita penyair yang tersohor. Beberapa syair terlantun dari lisan beliau di saat kematian saudaranya Shakhr di masa jahiliyah, maka beliau meratap dengan ratapan yang menyedihkan, yang akhirnya syair tersebut menjadi syair yang paling terkenal dalam hal syair duka cita.. Di antara syair yang bagus yang beliau ciptakan adalah sebagai berikut ;

Menangislah dengan kedua matamu atau sebelah mata
Apakah aku akan kesepian karena tiada lagi penghuni di dalam rumah
Dan di antara syair beliau yang bagus adalah:
Kedua mataku menangis dan tiada akan membeku
Bagaimana mata tidak menangis untuk Shakhr yang mulia
Bagaimana mata tidak menangis untuk sang pemberani
Bagaimana mata tidak menangis untuk seorang pemuda yang luhur

Selasa, 15 Maret 2011

Ulbah Bin Zaid, Kedermawanan Sang Fakir



Tahun kesembilan Hijrah, satu bulan menjelang Ramadhan saat itu  musim panas dan paceklik melanda Madinah sehingga kaum muslimin mengalami kesulitan ekonomi.  Tidak seperti biasanya, kali ini Rasulullah Shallahu 'alaihi wa Sallam mengabarkan kepada para sahabat tentang rencana untuk melaksanakan peperangan di daerah Tabuk, sebuah daerah yang sangat jauh bagi bangsa Arab pada saat itu. Mendengar adanya seruan jihad ini maka kaum muslimin berbondong-bondong datang memenuhi kota Madinah, dan para dermawan menginfakkan harta mereka guna bekal bagi pasukan yang akan berangkat menuju medan perang. Peristiwa ini dikenal dengan Jaisyul ‘Usroh.

Entri Populer Nih.. (^^,)