Selasa, 21 Juni 2011

Dampak Membakar Sampah Bagi Bumi KIta


    Apa tanggapan awal kita saat melihat gambar ini..??
   Mungkin ada di antara kita yang beranggapan, ini adalah perkara biasa yang terjadi dimaksyarakat, bahkan kalau tiba masa kerja bakti disekitar kompleks atau bahkan di tempat kerja atau kampus, rutinitas dari beres-beres pasti berujung pada pembakaran hasil sampah yang terkumpul.. atau mungkin tumpukan sampahnya yang menjadi perhatian ekstra dalam benak kita.. 
   Well, Terlepas dari apapun pandangan kita atas gambar tersebut, fokus utama yang ingin saya angkat adalah dampak yang terjadi atas aksi massal yang biasa kita lakukan dari membakar sampah..
   Sadar ataupun tidak, ternyata hal yang kita lakukan tersebut dapat mempengaruhi  kondisi bumi kita bahkan pada kesehatan makhluk hidup yang ada.



adalah beberapa alasannya, mengapa kita tidak boleh membakar sampah :
  1. Biasanya orang membakar sampah asal-asalan, sehingga suplai  oksigen untuk menghasilkan CO2  hanya ada pada permukaan tumpukan sampah saja. Sementara  itu bagian dalam, karena kekurangan suplai O2 maka akan menghasilkan karbonmonoksida. Asap karbon monoksida  mampu membunuh orang karena bila terhirup karena menggangu fungsi kerja hemoglobin yang semestinya mengangkut dan mengedarkan oksigen ke seluruh tubuh. Tubuh akan kekurangan O2 dan menimbulkan kematian(CO). Untuk perbandingan ; Satu ton sampah, yang dibakar akan berpotensi menghasilkan sekitar 30 kg CO.
  2. Sampah yang bercampur plastik jika terbakar asapnya menghasilkan senyawa kimia Dioksin, senyawa zat yang bisa digunakan sebagai racun tumbuhan (herbisida). Selain itu, mungkin pula dihasilkan fosgen yang pernah dipakai sebagai racun pembunuh pada Perang Dunia I. Tercatat 75 racun lain yang diketahui ada dalam hasil pembakaran sampah yang mengandung klor.
  3. Asap dari pembakaran sampah mengandung benzopirena 350 kali, ditengarai sebagai biang keladi penyebab kanker dan hidrokarbon berbahaya senyawa penyebab iritasi seperti asam cuka
  4. Bahkan membakar  kayu juga berbahaya karena akan menghasilkan senyawa yang mengakibatkan kanker. Sementara melamin dapat menghasilkan formaldehida bila dibakar dengan suplai oksigen banyak, atau menghasilkan HCN (bila suplai oksigen kurang)
Info lain yang cukup ilmiah ;

     Info tersebut berasal dari hasil penelitian yang intensif dalam beberapa tahun terakhir ini dikatakan bahwa pembakaran sampah rumah tangga pada kondisi pembakaran dan suhu yang rendah dapat menimbulkan gas racun dioksin dan furan, demikian dikatakan oleh Paul Lemieux, Ph.D., salah seorang peneliti dari National Risk Management Research Laboratory, US-EPA. 

   Pengukuran emisi dari pembakaran sampah rumah tangga di dalam sebuah drum berukuran 200 liter telah dilakukan di Carolina Utara, di tempat percobaan fasilitas pembakaran dari EPA. Sampah yang dibakar adalah sampah yang biasanya dibakar oleh sebuah rumah tangga, yang terdiri dari surat kabar bekas, buku, majalah, surat, karton, karton susu, sampah makanan, beberapa jenis plastik, kaleng dan botol. Catatan: minyak bekas, ban bekas, dan bahan cat atau bahan rumah tangga yang bersifat bahan berbahaya dan beracun (B3) tidak diikutsertakan di dalam percobaan tersebut. 

   Hasil pembakaran percobaan ini kemudian dibandingkan dengan hasil pembakaran dari alat pembakaran rumah tangga yang terkendali (insinerator) yang menghasilkan dioksin yang lebih kecil daripada yang ditetapkan oleh EPA. Ternyata hasil pembakaran rumah tangga ini menghasilkan senyawa polychlorinated seperti dioksin di dalam jumlah yang sangat jauh lebih besar daripada hasil pembakaran alat insinerator yang sanggup melayani puluhan ribu sampah rumah tangga. Racun udara dioksin dengan jelas memperlihatkan efek kesehatan terhadap binatang percobaan, seperti pada gangguan fungsi daya tahan tubuh, kanker, perubahan hormon, dan pertumbuhan yang abnormal.

Dioksin, Furan, dan Dampaknya Terhadap Kesehatan

Dioksin adalah istilah yang umum dipakai untuk salah satu keluarga bahan kimia beracun yang mempunyai struktur kimia yang mirip serta mekanisma peracunan yang sama. Keluarga bahan kimia beracun ini termasuk (a) Tujuh Polychlorinated Dibenzo Dioxins (b) Duabelas Polychlorinated Dibenzo Furans (PCDF); dan (c) Duabelas Polychlorinated Biphenyls (PCB). PCDD dan PCDF bukanlah produk kimia yang dikomersilkan, tetapi produk sampingan yang secara tidak sengaja terjadi di dalam banyak proses pembakaran dan beberapa proses industri kimia. PCB dengan sengaja diproduksi secara komersil dalam jumlah besar sampai produksi tersebut dilarang di Amerika pada tahun 1977. (PCDD); (b)
Dioksin bersifat ada terus-menerus (persistent) dan terakumulasi secara biologi (bioaccumulated), dan tersebar di dalam lingkungan dalam konsentrasi yang rendah. Tingkat konsentrasinya rendah, sampai parts per trillion (satu per 10 pangkat 12), terakumulasi sepanjang kehidupan dan ada terus-menerus, walaupun tidak ada penambahan lagi ke dalam lingkungan. Hal ini dapat meningkatkan risiko terkena kanker dan efek lainnya terhadap binatang dan manusia.

    Dioksin termasuk ke dalam kelas bahan yang bersifat carcinogenic (yang menyebabkan kanker). Efek samping dioksin terhadap binatang adalah perubahan sistim hormon, perubahan pertumbuhan janin, menurunkan kapasitas reproduksi, dan penekanan terhadap sistim kekebalan tubuh. Efek samping dioksin terhadap manusia adalah perubahan kode keturunan dari tingkat pertumbuhan awal dari hormon. Pada dosis yang lebih besar dapat mengakibatkan sakit kulit yang serius yang disebut chloracne. Dioksin dapat terdeteksi di udara, tanah, lapisan sedimen, dan makanan. Dioksin ditranspor terutama melalui udara dan terkumpul di permukaan tanah, bangunan, jalanan, kaki lima, air, dan daun-daunan. Kebanyakan dioksin berasal dari produksi sampingan suatu pembakaran.  

   Disamping dioksin dan furan, pembakaran sampah di udara terbuka juga menimbulkan kabut asap yang tebal yang mengandung bahan-bahan lainnya seperti partikel debu yang sangat kecil yang biasa disebut particulate matter (PM) serta bahan bahan racun lainnya. Particulate matter ini bisa berukuran 10 mikron, biasa disebut PM10. Alat saring pernafasan kita tidak sanggup menyaring PM10 ini, sehingga PM10 ini dapat masuk kedalam paru-paru kita dan dapat mengakibatkan gangguan pernafasan (astma dan paru-paru, dsb.)

   Dalam jangka waktu yang pendek, kelihatannya pembakaran sampah di pekarangan rumah setiap hari lebih praktis dan lebih hemat daripada harus menjalankan proses daur ulang yang panjang. Tetapi dalam jangka waktu yang panjang, cara-cara seperti ini sebenarnya lebih merugikan individu yang bersangkutan, komunitas, dan lingkungan secara keseluruhan. Polusi yang kelihatannya sedikit ini lama-lama akan menjadi bukit. Polusi ini perlahan-lahan akan membuat sebagian orang yang seharusnya hidup sehat menjadi sakit, antara lain sakit gangguan pernafasan (astma, paru-paru dll.). Orang-orang tersebut yang seharusnya dapat bekerja 8 jam per hari dalam setahun tanpa sakit, menjadi bekerja kurang dari 8 jam per hari dan sakit beberapa hari per tahunnya, bahkan dapat sampai menderita kanker paru-paru.

    Berdasarkan Undang-Undang No. 23 tahun 1997, Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 13 tahun 1997, dan Peraturan Pemerintah No. 41 tahun 1999, kita telah mempunyai batasan Baku Mutu Udara Ambien dan Baku Mutu Udara Emisi. Di dalam hal ini baku mutu udara emisi tidak harus selalu diterapkan kepada industri saja, tetapi bisa juga diterapkan kepada industri rumah tangga. Apabila sebuah rumah tangga memproduksi polusi dalam jumlah yang kelihatan kecil padahal cukup berarti, maka untuk ribuan rumah tangga akan menimbulkan polusi yang cukup berarti bagi lingkungan rumah tangga.
   Semoga perkara "membakar sampah" bukan lagi menjadi rutinitas harian yang harus kita lakukan,  karena masih banyak cara yang lain untuk mendaur ulang sampah yang ada disekitar kita.
   Selamatkan Bumi kita, karena Masalah lingkungan adalah masalah kita bersama yang harus kita jaga kebersihan dan kesehatannya. Melalui perawatan rutin setiap hari biaya yang dikeluarkan akan jauh lebih kecil daripada menunggu hingga lingkungan kita rusak parah dan akan memakan biaya yang besar sekali bahkan sampai korban akibat kelalaian kita sendiri..
   Wa'allahu'alam Mustha'an

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Saling Menasehatilah Kalian Dalam Kebaikan
.::| Tuliskan Komentar Membangun yah |::.

Entri Populer Nih.. (^^,)